Wednesday, October 19, 2011

PT Freeport Indonesia Kembali Beroperasi, Buruh Masih Tetap Mogok

Aktifitas PT Freeport Indonesia (Ilustrasi : Tempo Interaktif)
Setelah sempat diberitakan berhenti beroperasi karena adanya aktifitas sabotase, PT Freeport Indonesia telah kembali beroperasi.

Sebelumnya, 17 Oktober 2011, PT FI diberitakan berhenti beroperasi karena adanya aktifitas sabotase. Seperti yang dipaparkan oleh Direktur Eksekutif Vice President & CAO PT Freeport Sinta Sirait, aktifitas sabotase tersebut berupa aksi pemblokiran jalan menuju areal PT FI di beberapa lokasi yang diblokir karyawan dan massa yang sudah bergabung sejak Senin (10/10) lalu. Pada Minggu (16/10), karyawan dan massa membongkar paksa pagar dan memblokir jalan di check point 1 Bandara Mozes Kilangin Timika. Aksi sabotase lainnya berupa pemotongan pipa yang mengalirkan konsentrat dari Tembagapura menuju Pelabuhan Portsite Amamapre tepatnya di Mil 45 ruas jalan menuju Tembagapura. Namun terhitung sejak kemarin (18/10), PT FI telah kembali beroperasi dan telah mencapai 50 persen aktifitas produksinya.

Sementara itu, sebagian buruh PT Freeport Indonesia (FI) masih menggelar aksi mogok kerja terkait dengan tuntutan kenaikan upah. Seperti yang diberitakan sebelumnya, buruh PT FI menuntut kenaikan upah hingga US$ US$ 17,5-US$ 44 per jam. Hal ini didasarkan pada jumlah rata-rata upah buruh Freeport Mcmoran di beberapa Negara lain yang sudah mencapai US$ $ 66,43 per jam pada tahun 2010, sedangkan upah buruh PT FI, selama ini hanya mencapai US$ 2,1-US$ 3,5 per jam. Namun, pasca bentrokan dengan pihak kepolisian (10/10), buruh PT FI telah menurunkan tuntutan kenaikan upahnya hingga US$ 7,5 per jam

Menanggapi hal tersebut, manajemen PT FI tetap bersikeras dengan pendiriannya untuk menaikan upah buruh sebesar 25%. Hal ini sudah sesuai dengan usulan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi selaku mediator.

Menurut Juru Bicara Serikat Pekerja Freeport Indonesia, tututan kenaikan upah sebesar US$ 7,3 per jam tersebut sudah merupakan tuntutan final dan tidak bisa ditawar lagi. Selanjutnya Juli menjelaskan bahwa tuntutan tersebut untuk mengimbangi inflasi di Timika yang lebih besar ketimbang inflasi nasional, jika inflasi nasional mencapai 6% per tahun, maka inflasi di Timika bisa menyentuh 9% per tahun.

Sementara itu, terkait dengan sikap PT FI yang tetap ngotot dengan kenaikan upah sebesar 25%, menurut Juli hanya akan menaikkan upah sebesar US$ 0,5 per jam. Jumlah ini masih jauh di bawah tuntutan karyawan. Dan jika dibandingkan dengan upah pegawai anak usaha Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc di negara lain, jumlah upah buruh PT FI paling rendah. Padahal, kontribusi penjualan Freeport Indonesia terhadap induk usaha, paling dominan. SPFI juga akan memperparakan hingga ke pengadilan industrial, jika manajemen PT FI tidak bersedia memenuhi tuntutan buruh tersebut.

Komnas HAM Investigasi Kematian 2 Pekerja Freeport
Sementara itu, terkait dengan bentrokan antara buruh PT FI dan pihak kepolisian pada saat aksi buruh di Check Point 26 dan terminal Gorong-Gorong (10/10), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM), akan melakukan investigasi terkait dengan kematian 2 pekerja PT FI.

Seperti yang diberitakan, korban tewas dari bentrokan tersebut berjumlah dua orang, pertama adalah Petrus Ayami Seba, tewas akibat diterjang timah panas milik aparat Polres Mimika di bagian dada kirinya. Sementara korban kedua adalah Leo Wandagau.

Leo Wandagau tewas setelah sempat kritis di RSUD Timika (15/10). Terkait dengan penyebab meninggalnya Leo, pihak rumah sakit telah melakukan autopsi terhadap jenazah pada Sabtu 15 Oktober sekira pukul 22.00 WIT. Proses autopsi disaksikan langsung perwakilan keluarga, polisi, dan SPSI PT Freeport. Dan berdasarkan hasil autopsi tim dokter, korban meninggal bukan karena luka tembak.

Jenazah Leo awalnya disemayamkan di Sekretariat Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Timika, lalu diarak oleh ribuan karyawan menggunakan ambulans menuju Check Point 28 (16/10). Hal ini dilakukan untuk menuntut kehadiran pimpinan Freeport McMoran Corp, James Robert Moffet agar menemui pekerja dan langsung menjawab tuntutan pekerja.

Dalam rangkaian aktifitas investigasi Komnas HAM, Wakil Ketua Komnas HAM Ridha Saleh hari ini mendatangi para pekerja yang berunjuk rasa di Check Point 28. Di hadapan ribuan pekerja, Ridha menyampaikan apresiasinya terhadap perjuangan para pekerja yang menuntut kesejahteraan. Meski demikian, Ridha mengimbau kepada para pekerja untuk tetap melakukan aksi dengan damai dan tanpa tindakan anarkis. Dan menanggapi situasi yang berkembang di lingkungan PT FI, Komnas HAM telah mengirim surat ke Kapolri dan Panglima TNI untuk tidak melakukan mobilisasi aparat, sebab akan menimbulkan korban-korban berikutnya.

Selama di Timika, Ridha berencana akan menemui pihak-pihak terkait bentrok Freeport, di antaranya Kapolres Timika, SPSI, DPRD Timika, serta menajemen PT Freeport Indonesia untuk mencari solusi yang diinginkan.

Brimob Dan Kopassus Akan Diterjunkan Ke Papua.
Sementara itu, menyusul aksi penembakan oleh orang yang tidak dikenal hingga menewaskan 3 orang buruh PT FI (14/10), Polri rencananya akan menurukan dua satuan setingkat kompi (SSK) Brigade Mobil (Brimob). Selain itu, polri juga turut meminta bantuan pasukan elit TNI Komando Pasukan Khusus (Kopassus) untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata di wilayah tersebut.

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, menjelaskan bahwa Penembakan Jumat 14 Oktober itu merupakan buntut aksi unjuk rasa pada Senin 10 Oktober lalu. Peristiwa tersebut terjadi hari Jumat sekitar pukul 15.40 WIT. Saat itu petugas patroli mendapat laporan satu unit mobil pickup l 300, milik kontraktor PT Puri Fajar Mandiri yang dikendarai oleh Nasep, dibakar oleh orang yang tak dikenal. Mendapat respon tersebut, mobil patroli dengan nomor lambung RP  SA 11 milik perusahaan PT Freeport Indonesia yang diawaki oleh dua anggota security dan dua anggota TNI Satgas Amole langsung menuju ke lokasi kejadian. Sesampai di wilayah Tanggul Timur, areal PT Freeport Indonesia, mobil tersebut justru ditembaki orang tidak dikenal. Akibat kejadian tersebut 3 orang tewas. Mereka yang tewas di antaranya Nazep Risa Rahman, sopir dari PT Puri Fajar Mandiri. Sedangkan dua lainnya belum diketahui namanya. Mereka  ditemukan tidak bernyawa di lokasi kejadian atau tak jauh dari lokasi kejadian (#SO)

0 komentar:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan komentar. Jangan lupa untuk berkunjung kembali ke blog ini.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More