Taliwang – Puluhan warga dari beberapa desa di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) kembali melakukan pemblokiran jalan menuju tambang PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) di KM 8, Kamis (8/9) kemarin. Aksi yang berlangsung sekitar pukul 16.00 Wita itu, wujud protes warga yang kecewa dengan batalnya pertemuan terkait rekrutmen karyawan yang dijadwalkan berlangsung kemarin.
Warga terpaksa kembali melakukan aksi tersebut setelah sebelumnya hampir seharian menunggu pihak manajemen PTNNT di Kantor Camat Sekongkang. Di tempat itu, rencananya akan berlangsung pertemuan guna membahas proses rekrutmen karyawan lokal yang dibuka PTNNT yang kemudian menuai protes.
Beberapa warga mengatakan, pihaknya kecewa dengan sikap PTNNT. Sebab agenda pertemuan yang akan dilaksanakan hari ini (kemarin, red) adalah hasil kesepakatan warga dengan manajemen PTNNT tanggal 8 Agustus lalu. Di mana pihak perusahaan menyatakan bersedia melaksanakan pertemuan tanggal 8 September guna memberikan klarifikasi sekaligus solusi rekrutmen karyawan lokal yang saat ini masih diprotes warga.
Warga pun beranggapan, tidak ada niat baik dari PTNNT untuk mengakomodir tuntutan mereka karena janji akan melakukan pertemuan hari ini batal dilaksanakan. Dengan alasan bahwa pihak manajemen tidak lengkap dimana yang dapat hadir hanya H. Syarafudin Djarot Manager Comunity Relation dan Rahmat Makasau Manager HRD. Sedangkan Arif Perdana Kusuma selaku Senior Manager Eksternal yang dianggap bisa langsung mengambil kebijakan tidak bisa hadir karena tidak di tempat.
‘’Itu alasan mereka saja Arif tidak ada di tempat. Padahal kami dulu membubarkan diri karena janji mereka itu. Nah apalagi sekarang di KM. 8 Newmont sedang membuat pagar pembatas agar kita tidak bisa masuk ke sana,’’ jelas Nani Susanti salah seorang warga yang turut dalam aksi.
Warga semakin kecewa karena selain dibatalkan, tak satu pun perwakilan manajemen yang datang ke tempat pertemuan dan hanya menjanjikan bahwa pertemuan akan diagendakan ulang pada tanggal 13 September mendatang.
Akhirnya setelah berkoordinasi, warga pun melancarkan aksi pemblokiran jalan yang menjadi satu-satunya akses penghubung PTNNT dari Pelabuhan Benete ke lokasi tambang maupun sebaliknya.
Hampir sama dengan aksi sebelumnya, kali ini warga juga melengkapi diri dengan sejumlah benda tajam. Mulai dari pentungan, golok, tombak hingga alat panah ikan (harpun). Namun begitu, selama aksi warga tidak melakukan tindakan anarkis atau pengerusakan karena aparat kepolisian langsung mengambil tidakan pengamanan dan melokalisir pergerakan warga.
Akibat aksi pemblokiran di KM. 8 secara mendadak, tidak sedikit proses perjalanan pulang karyawan sift siang yang akan pulang terganggu. Bus yang ditumpangi para pekerja yang akan pulang melalui Benete terpaksa terhenti di KM. 8 karena warga tidak memberikan jalan untuk lewat. Akhirnya para pekerja pun terpaksa berjalan kaki dan baru dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus yang siap menjemput mereka di ruas jalan lain menuju Benete.
Hingga berita ini ditulis, warga masih tetap bertahan di lokasi di bawah pengamanan ketat aparat kepolisian. Mereka berjanji tetap akan bertahan di lokasi sampai manajemen PTNNT mengakomodir tuntutannya. Di mana salah satu tuntutan mereka agar 213 orang warga Sekongkang dapat bekerja di PTNNT dan kuota 235 orang yang telah dinyatakan lulus dalam proses seleksi karyawan lokal sebelumnya dibatalkan.
Sementara, Manager Public Relation PTNNT, Rubi Purnomo hingga berita ini ditulis belum memberi penjelasan. Konfirmasi yang dilayangkan Suara NTB via SMS terkait tanggapan PTNNT menyusul aksi blokir jalan serta langkah-langkah yang ditempuh perusahaan tambang ini sehubungan dengan aksi ini, belum dijawab. (bug/049)
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan komentar. Jangan lupa untuk berkunjung kembali ke blog ini.