Dunia terancam mengalami krisis pangan pada tahun 2050. Saat itu, sebanyak 9,3 miliar penduduk kemungkinan mengalami kekurangan persediaan makanan.
Hal ini disampaikan oleh Corporate Affairs Lead Mosanto Indonesia Herry Kristanto dalam acara buka puasa dengan wartawan di Jakarta, Kamis ( 18/8/2011 ). "(Sektor) pertanian berada di suatu titik yang cukup rumit, tapi (tetap) seksi," ujar Herry.
Herry pun menjelaskan, sektor pertanian saat ini berada pada kondisi di mana sumber daya terbatas dan terjadi perubahan iklim. Banyak lahan pertanian mengalami konversi menjadi properti.
Namun, lanjut dia, populasi penduduk di dunia terus tumbuh dengan perkiraan mencapai 9,3 miliar penduduk, sekitar 40 tahun yang akan datang. "Kita menghadapi isu global food security," katanya.
"Satu dari enam orang tidak mempunyai makanan yang cukup dalam sehari. Setengahnya merupakan petani," ungkap dia sebagai gambaran dari krisis pangan yang mungkin terjadi.
Ia mengatakan, peningkatan pendapatan penduduk dunia juga berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan pangan. "China yang dulu negara pengekspor biji-bijian sekarang sudah menjadi net importir," ujarnya.
Padahal, biji-bijian pun diperlukan tidak hanya untuk dikonsumsi manusia, tetapi juga sebagai pakan ternak.
Oleh sebab itu, lanjutnya, pertanian yang berkelanjutan menjadi solusi. Ini merupakan inti dari yang dilakukan Monsanto sekarang ini. Maksud dari pertanian tersebut adalah bagaimana pertanian mencukupi kebutuhan masyarakat saat ini sembari meningkatkan kemampuan generasi berikutnya untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Ia menuturkan, Monsanto mempunyai tiga solusi inti terkait dengan pertanian berkelanjutan, yaitu memproduksi lebih banyak dari setiap benih yang ditanam (produce more), menanam dengan sedikit sumber daya alam (conserve more), dan meningkatkan kesejahteraan petani (improving lives).
"(Terkait conserve more) yang kami tawarkan adalah bagaimana menghasilkan (jumlah) output yang sama, tetapi input-nya hanya sepertiga," tutur Herry terkait salah satu solusi inti. Input yang akan dapat dikurangi adalah pemakaian air, pupuk, dan bahkan lahan.
Dengan hal tersebut, Monsanto akan berupaya menyediakan benih pertanian yang unggul sekaligus memberikan pelatihan kepada petani agar dapat menghasilkan produksi maksimal dari sumber daya alam yang minimal.
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/19/07413455/Dunia.Akan.Alami.Krisis.Pangan.
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/19/07413455/Dunia.Akan.Alami.Krisis.Pangan.
1 komentar:
Apakah benar dunia akan mengalami krisis pangan?
Diperkirakan 9,3 miliar penduduk dunia akan mengalami krisis pangan pada tahun 2050. Hal ini didasari pada analisis tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan tingkat produksi pangan dunia yang bedampak pada terus meningkatnya permintaan pangan dan naiknya harga2 pangan. Disatu sisi, dalam laporan lembaga pangan dunia (FAO), tingkat ketersediaan pangan selalu mencukupi kapasitas konsumsi pangan dunia. Jika kenyataannya produksi pangan dalam keadaan cukup bahkan surplus, mengapa terjadi banyak kasus busung lapar dan gizi buruk di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia? Lalu, apa sebenarnya hakikat krisis pangan?
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung dan memberikan komentar. Jangan lupa untuk berkunjung kembali ke blog ini.